Ba’da tahmid dan shalawat
Syukurku
kepada Rabb yang telah memintalkan benang-benang napasku dengan selaksa ruh
tobat. Dengan itu, aku telah menemukan kembali pencerahan diri untuk segera
memperbarui tobatku.
Akhi,
bersamaan dengan napas tobat yang tiada dapat kuserahkan kepada siapa pun ini,
rasanya aku ingin berkata sesuatu kepadamu, bahwa aku telah menemukan Kekasih
yang lebih baik darimu. Yang Tak Pernah Tidur dan Mengantuk. Ia siap
terus-menerus Menjagaku, Mengurusiku dan Memperhatikanku. Ia selalu menemaniku
berdua di sepertiga malamku. Ia yang Bertahta, Berkuasa, dan Maha Mencintai
yang tiada pernah terbalas cintanya.
Maaf akhi, dan aku pun sadar setelah sekian
lama merangkak bahwa dirimu bukan apa-apa di banding Dia. Kamu sangat lemah,
kecil, kerdil dan tidak ada apa-apa di hadapan-Nya. Ia bisa berbuat apa saja
sekehendak-Nya kepadamu. Sementara kau tidaklah dapat berbuat apa-apa. Dan aku
sangat mengkhawatirkan kalau Dia Cemburu atas hari-hari yang pernah kita
tingkahi sebelumnya. Jujur, aku sangat takut kalau hubungan kita selama ini
membuat Dia murka kepada kita, khususnya kepadaku. Dan jika itu benar-benar
terjadi, sungguh, apalah arti aku hidup di dunia ini hanya karena hubungan yang
kita bingkai dalam tali setan ini. Akhi, Ia Mahakuat, Mahagagah, Mahaperkasa,
dan Mahakeras Siksa-Nya.
Akhi,
roncean napas kita bertobat belumlah habis. Apa yang telah kita lakukan selama
ini pasti akan ditanya di hadapan-Nya. Ia bisa marah, akhi. Marah tentang
saling pandang yang pernah kita lakukan, marah karena setitik sentuhan kulit
kita yang “belum” halal itu, marah karena terpaksa bahwa suatu ketika kamu
memboncengku, marah karena ketetapan-Nya kuadukan padamu atau karena lamunanku
yang selalu membayangkan wajahmu. Ia bisa marah, akhi. Ah, di balik tirai-tirai
palsu itu, semuanya belumlah terlambat. Ya. Kalau kita putuskan hubungan kita
sekarang. Ia Mau Memaafkan dan Mengampuni. Ia Maha Pengampun. Dia tidak pernah
lari dari kita, selama kita masih terus mencarinya.
Akhi,
aku mohon jangan marah. Aku sudah bertekad untuk benar-benar menyerahkan dan
memutuskan seluruh dendam cinta dan haru biru rinduku pada-Nya , tidak pada
selain-Nya. Tetapi, tak hanya diriku, akhi. Kau pun bisa menjadi kekasih-Nya.
Namun, salah satunya adalah dengan menjauhi semua hubungan kita selama ini.
Juga terus menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Aku ingin bertobat,
akhi. Insya Allah. Dia sudah merencanakan masa depan yang indah untuk
masing-masing kita. kalau engkau selalu dan terus berusaha mendekati-Nya.
Yakinlah, kau pasti akan dilambaikan kepada seorang perempuan salihah. Ya. Dia
akan jauh lebih baik daripada diriku saat ini yang penuh dengan lelumpur dosa.
Dia akan membantumu, menjaga diri dan agamamu. Agar dirimu senantiasa terbingkai
dalam paragraph kesucian menyambut pernikahan yang suci nanti. Inilah do’a ku
untukmu, semoga kau pun mendo’a kann aku, akhi.
Akhi,
aku adalah masinis yang membawa rangkaian jiwaku. Aku telah memutuskan untuk
memutar haluan hidupku yang salah arah ini. Tetapi aku akan tetap menghormati
mu sebagai saudara di jalan-Nya. Ya. Saudara di jalan Allah. Dan inilah sampul
yang menyimpul segala kebaikan antara kita. Lebih dari itu, hingga seluruh
mukmin yang ada di dunia ini. Tak mustahil pula bahwa yang demikian akan
mempertemukan kita dengan Rasulillah di telaganya, lalu beliau pun memberi
minum kita dengan air yang lebih manis dari pada air sirup di rumahmu dan
rumahku.
Astaghfirullah.
Maaf akhi, tak baik rasanya aku berlama lama dalam menulis surat ini. Aku takut
akan merusak hati. Goresan pena terakhirku saat ini adalah do’a keselamatan
dunia akhirat sekaligus tanda akhir hubungan ‘haram’ kita selama ini. Insya
Allah.
Wassalamu’alaikum Warahnatullahi Wabarakaatuh.
0 komentar:
Posting Komentar